Pada para pembaca, kali saya memposting beberapa tokoh/ilmuwan matematika pada zaman dulu, sampai saat ini metode yang mereka temukan masih terpakai hingga sekarang dan mengalami perkembangan. Berikut nama-nama ilmuwan matematika beserta teori yang mereka ungkapkan.
1.
Penemuan-penemuan ilmu
pengetahuan selalu merujuk pada teori model matematika. Tahun 1772, astronom
berkebangsaan Jerman Johann Bode
telah merumuskan model matematika tentang sistem tata surya. Model ini erat
hubungannya dengan eksponen. Model matematika tersebut telah diterapkan dengan
baik terhadap planet-planet yang sudah dikenal kemudian diketahui bahwa ada
planet-planet yang berotasi antara Mars dan Jupiter.
Beberapa bulan kemudian
astronom berkebangsaan Italia Guiseppe
Piazzi menemukan asteroid yang diameternya 770 km, dan pada posisi yang
sama diasumsikan oleh Bode. Asteroid ini dikenal dengan nama Ceres. Semenjak
itu, telah ditemukan sekitar 2000 asteroid.
2.
Kata “LOGARITMA” biasa
disingkat dengan “log” yang kita ketahui, berasal dari dua kata bahasa Yunani,
yaitu Logos (berpangkat) dan Arithmos (bilangan).
Logaritma ditemukan kurang
lebih abad ke-17 oleh Jonh Napier
(1550-1617) di Skotlandia. Logaritma menurut Napier tidak berbasis sepuluh, hal
tersebut didukung juga Henry Briggs seorang professor Geometri dari Oxford.
Logaritma membuat perhitungan lebih mudah bagi ahli/pakar ilmu Falak.
3.
Evariste Galois (1811-1832) adalah seorang ahli matematika
berkebangsaan Prancis yang memberi kontribusi nyata pada teori fungsi, teori
persamaan, dan teori bilangan. Semua pemikirannya berkembang dari minatnya
ketika masih sekolah untuk menunjukkan ketidakmungkinan penyelesaian persamaan
pangkat enam dengan radikal dan untuk menjelaskan syarat-syarat umum sebarang
persamaan suku banyak agar dapat diselesaikan. Meskipun Galois telah
mempublikasikan beberapa makalahnya, ketika ia kirimkan karya tulisnya ke
Academy of Science pada tahun 1829, makalahnya dihilangkan oleh Cauckly dan
Fouvier. Ia juga ditolak masuk di Ecole Polytechnique. Setelah ayahnya bunuh
diri, ia berusaha melupakan pemikiran matematika sebagai karirnya.
4.
Sophie Germain (1776-1831) lahir di Paris, Prancis. Ia anak seorang
saudagar kaya. Ia mulai mengembangkan minatnya terhadap matematika sejak usia
muda. Keinginannya belajar matematika ditentang keras kedua orangtuanya,
sehingga ia lebih banyak belajar sendiri.
Karena ia perempuan, ia
dihalang-halangi untuk menghadiri suatu pertemuan di Politeknik Ecole yang
terkenal. Ia menulis makalah mengenai matematika untuk Ecole dengan nama
samaran sebagai mahasiswa laki-laki. Setelah identitasnya diketahui ia tetap
berkorespondensi dengan ilmuwan dan ahli matematika Prancis dengan namanya
sendiri.
5.
Mary Fairfax Somerville (1780 – 1872) lahir di Skotlandia dari
keluarga hartawan. Beliau menulis buku yang mempopulerkan sains dan matematika.
Masuk pendidikan formal hanya satu tahun. Mulai belajar matematika di usia 13
tahun, walaupun ditentang keras keluarganya. Memulai karir menulis buku pada
usia 47 tahun dan wanita pertama yang diterima di Lembaga Astronomi.
6.
Gherado (1114 – 1187 M) adalah seorang sarjana Italia yang
menterjemahkan kata “Aryabhata” ke kata latin yaitu sinus yang artinya melengkuk atau melingkar. Perhatikan grafik
sinus berikut ini.
7.
Aristoteles adalah ahli filsafat petama yang mengembangkan logika
pada jaman Yunani kuno, sekitar 400 SM. Kala itu logika dikenal dengan istilah Logika Tradisional.
Pada pertengahan abad ke-18, G. W. Leibniz (1646 – 1716) adalah
matematikawan pertama menulis buku “Laws of Thought” yang mengembangkan logika
simbolik sebagai sistem matematika yang abstrak.
Matematikawan lain yang
berjasa dalam mengembangkan logika simbolik, diantaranya adalah Leonhard Eular (1707 – 1783), Jonh Venn (1834 – 1923), dan Bertrand Russell (1872 – 1970).
8.
Euclid adalah seorang matematikawan yang hidup sekitar tahun 300 SM
di Alexandria. Dalam bukunya “The Element”, ia menyatakan 5 postulat yang
menjadi landasan dari semua teorema yang ditemukannya.
Semua postulat dan teorema
yang Euclid ungkapkan merupakan landasan teori tentang kedudukan titik, garis,
dan bidang dalam ruang, yang hingga kini masih digunakan dengan hampir tanpa
perubahan yang prinsipil.
9.
Dibandingkan dengan cabang
matematika yang lain, statistika sebagai cabang termuda, merupakan cabang yang
paling luas penerapannya. Kajian tentang statistika dimulai oleh seorang
berkebangsaan Inggris, John Graunt (
1620 – 1674 ) ketika ia sedang mengumpulkan dan mempelajari catatan kematian di
berbagai kota di Inggris. Dia tertarik pada adanya pola yang dia temukan,
bukannya tidak beraturan dari kematian individual. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa statistika pada mulanya merupakan ilmu pengumpulan dan
pengorganisasian data.
Adolp
Quetelet (
1796 – 1874 ), seorang ahli astronomi dari Belgia menemukan bahwa dengan
menggunakan teknik-teknik dari teori peluang, ia dapat memprediksi tingkat
kriminalitas dan tingkat kematian dalam setahun. Prediksi ini ternyata serupa
dengan penggunaan peluang pada sampel yang diambil dari kantong yang dipercaya
mewakili sifat dari keseluruhan barang dikantong itu. Peristiwa ini menunjukkan
bahwa adanya keterkaitan erat antara statistika denga teori peluang. Pada
perkembangan berikutnya, para ahli matematika aktif menggunakan metode-metode
statistika dalam kajian-kajian mereka dan manfaat besar ilmu statistika muncul
secara gradual.